MAKALAH TENTANG KEMISKINAN DAN KESENJANGAN DI INDONESIA




DISUSUN OLEH :

NAMA  : DWI INDAH WULANDARI
KELAS : 1EB08
NPM     : 21217814



FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
TAHUN 2017/2018





Daftar Isi


                                                                                                                            HALAMAN


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 : PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
1.2 RUMUSAN MASALAH
BAB 2 : PEMBAHASAN
2.1 KONSEP DAN PENGERTIAN KEMISKINAN .............................................................................
2.2 GARIS KEMISKINAN .....................................................................
2.3 PENYBAB DAN DAMPAK KEMISKINAN ..............................................
2.4 PERTUMBUHAN,KESENJANGAN, DAN KEMISKINAN .................................................
2.5 BEBERAPA INDIKATOR KESENJANGAN DAN KEMISKINAN ...............................................
BAB 3 : PENUTUP
3.1 KESIMPULAN......................................................................................................................
3.2 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................

           


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kemiskinan dan Kesenjangan” ini dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penulisan makalah ini disusun berdasarkan Satuan Acara Pengajaran (SAP), dan saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini dan tidak lupa juga saya sebagai penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Saya sebagai penulis makalah ini berharap semoga pembaca bisa mengambil hikmah dari apa yang saya tulis dalam makalah ini dan dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Terimakasih.







                                                                                                    Jakarta, 20 Maret 2018


                                                                                                               Penulis






BAB I
PENDAHULUAN




LATAR BELAKANG

     Sistem perekonomian Indonesia adalah Sistem Perekonomian Pancasila yang artinya system perekonomian Indonesia adalah system ekonomi campuran yang berdasarkan nilai – nilai pancasila. Menurut system ini Indonesia menganut system pasar yang beretika dimana ada pemerintah yang turut campur tangan untuk mengatur, mengawasi jalanya perekonomian agar tidak terjadi kecurangan oleh para pelaku ekonomi dalam hal ini pengusaha, sehingga persaingan usaha lebih sehat.

Namun, di Indonesisa saat ini masih saja terjadi masalah kemiskinan yang disebabkan oleh berbagai faktor penyebab. Salah satu faktor penyebab kemiskinan adalah terus berkurangnya pendapatan masyarakat indonesia, ini berdampak pada daya beli barang, terutama kebutuhan pokok untuk kehidupan sehari- hari. Hal ini juga dapat menyebabkan kesenjangan sosial karena dimana masyarakat yang berpenghasilan tinggi dengan intensitas yang sering dapat membeli barang mewah serta dapat memenuhi kebutuhan pokoknya, disisi lain ada juga masyakarakat yang masih sulit untuk membeli kebutuhan pokok ini yang dimaksud dengan kesenjangan dalam masyarakat

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas makan dapat diberi rumusan masalahnya sebagai berikut:
Apa itu Konsep dan Pengertian Kemiskinan?
Apa itu Garis Kemiskinan?
Apa Penyebab dan Dampak Kemiskinan?
Apa itu Pertumbuhan, Kesenjangan dan Kemiskinan ?
Apa sajakah indikator Kesenjangan dan Kemiskinan






BAB II
PEMBAHASAN


KEMISKINAN DAN KESENJANGAN


2.1 Konsep dan Pengertian Kemiskinan

Kemiskinan dapat dikatakan sejauh mana seseorang/suatu kelompok individu berada dibawah tingkat standar hidup minimal yang dapat diterima oleh masyarakat atau komunitasnya.

Konsep Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir ditengah masyarakat. Kemiskinan sebagai fenomena sosial yang telah lama ada, berkembang sejalan dengan peradaban manusia. Masyarakat miskin pada umumnya lemah dalam kemampuan berusaha dan terbatas aksesnya kepada kegiatan ekonomi sehingga seringkali makin tertinggal jauh dari masyarakat lain yang memiliki potensi tinggi. Substansi kemiskinan adalah kondisi deprevasi tehadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar yang berupa sandang, pangan, papan, dan pendidikan dasar (Sudibyo, 1995:11).
       
Kemiskinan juga sering disandingkan dengan kesenjangan, karena masalah kesenjangan mempunyai kaitan erat dengan masalah kemiskinan. Substansi kesenjangan adalah ketidakmerataan akses terhadap sumber daya ekonomi. Sudibyo (1995:11) mengatakan bahwa “apabila berbicara mengenai kemiskinan maka kemiskinan dinilai secara mutlak, sedangkan penilaian terhadap kesenjangan digunakan secara relatif”. Dalam suatu masyarakat mungkin tidak ada yang miskin, tapi kesenjangan masih dapat terjadi di dalam masyarakat tersebut.            Sebagian besar dari penduduk miskin ini tinggal diperdesaan dengan mata pencaharian pokok dibidang-bidang pertanian dan kegiatan-kegiatan lainnya yang erat hubungannya dengan sektor ekonomi tradisional tersebut. Kehidupan mereka bergantung pada pola pertanian yang subsistem, baik petani kecil atau pun buruh tani yang berpenghasilan rendah, ataupun bekerja dalam sektor jasa kecil-kecilan dan berpenghasilan pas-pasan. Fenomena banyaknya urbanisasi penduduk desa ke kota menunjukkan bahwa adanya ketidakmerataan pembangunan di perdesaan. Terbatasnya fasilitas umum, kecilnya pendapatan, dan terbatasnya pekerjaan dan dalih mencari kehidupan lebih baik menjadi alasan urbanisasi ini. Permasalahan tersebut menyiratkan adanya ketidakmerataan dan kesenjangan antara perdesaan dan perkotaan.


2.2 Garis Kemisikinan





    Garis kemiskinan atau batas kemiskinan adalah tingkat minimumpendapatan yang dianggap perlu dipenuhi untuk memperoleh standar hidup yang mencukupi di suatu negara. Dalam praktiknya, pemahaman resmi atau umum masyarakat mengenai garis kemiskinan (dan juga definisikemiskinan) lebih tinggi di negara maju daripada di negara berkembang.

Hampir setiap masyarakat memiliki rakyat yang hidup dalam kemiskinan. Garis kemiskinan berguna sebagai perangkat ekonomi yang dapat digunakan untuk mengukur rakyat miskin dan mempertimbangkan pembaharuan sosio-ekonomi, misalnya seperti program peningkatan kesejahteraan dan asuransi pengangguran untuk menanggulangi kemiskinan.


2.3 Penyebab dan Dampak Kemiskinan

Penyebab :

penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku, pilihan, atau kemampuan dari si miskin. Contoh dari perilaku dan pilihan adalah penggunaan keuangan tidak mengukur pemasukan.
penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga. Penyebab keluarga juga dapat berupa jumlah anggota keluarga yang tidak sebanding dengan pemasukan keuangan keluarga.
penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar. Individu atau keluarga yang mudah tergoda dengan keadaan tetangga adalah contohnya.
penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi orang lain, termasuk perang, pemerintah, dan ekonomi. Contoh dari aksi orang lain lainnya adalah gaji atau honor yang dikendalikan oleh orang atau pihak lain. Contoh lainnya adalah perbudakan.
penyebab struktural, yang memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.


 Dampak :

Dampak kemiskinan begitu bervariasi karena kondisi dan penyebab yang berbeda memunculkan akibat yang berbeda juga.
Pengangguran merupakan dampak dari kemiskinan, berhubung pendidikan dan keterampilan merupakan hal yang sulit diraih masyarakat, maka masyarakat sulit untuk berkembang dan mencari pekerjaan  yang layak untuk memenuhi kebutuhan.
Kriminalitas merupakan dampak lain dari kemiskinan. Kesulitan mencari nafkah mengakibatkan orang lupa diri sehingga mencari jalan cepat tanpa memedulikan halal atau haramnya uang sebagai alat tukar guna memenuhi kebutuhan. Misalnya saja perampokan, penodongan, pencurian, penipuan, pembegalan, penjambretan dan masih banyak lagi contoh kriminalitas yang bersumber dari kemiskinan.
Putusnya sekolah dan kesempatan pendidikan sudah pasti merupakan dampak kemiskinan. Mahalnya biaya pendidikan menyebabkan rakyat miskin putus sekolah karena tak lagi mampu membiayai sekolah.
Kesehatan sulit untuk didapatkan karena kurangnya pemenuhan gizi sehari-hari akibat kemiskinan membuat rakyat miskin sulit menjaga kesehatannya. Belum lagi biaya pengobatan yang mahal di klinik atau rumah sakit yang tidak dapat dijangkau masyarakat miskin. Ini menyebabkan gizi buruk atau banyaknya penyakit yang menyebar.
Buruknya generasi penerus adalah dampak yang berbahaya akibat kemiskinan. Jika anak-anak putus sekolah dan bekerja karena terpaksa, maka akan ada gangguan pada anak-anak itu sendiri seperti gangguan pada perkembangan mental, fisik dan cara berfikir mereka. Ini dapat menyebabkan mereka terjebak dalam kesulitan hingga dewasa dan berdampak pada generasi penerusnya.


2.4 Pertumbuhan Kesenjangan dan Kemiskinan
·         Hubungan antara Pertumbuhan dan Kesenjangan

Data decade 1970an dan 1980an mengenai pertumbuhan ekonomi dan distribusi di banyak Negara berkembang, terutama Negara-negara dengan proses pembangunan ekonomi yang tinggi, seperti Indonesia, menunjukkan seakan-akan ada korelasi positif antara laju pertumbuhan dan tingkat kesenjangan ekonomi: semakin tinggi pertumbuhan PDB atau semakin besar pendapatan per kapita semakin besar perbedaan antara kaum miskin dan kaum kaya. Semakin besar ketimpangan distribusi pendapatan disebabkan oleh pergeseran demografi, perubahan pasar buruh dan perubahan kebijakan public.  Dalam perubahan pasar buruh, membesarnya kesenjangan pendapatan dari kepala keluarga dan semakin besarnya pendapatan dari istri dalam jumlah pendapatan keluarga merupakan dua factor penyebab penting.

·         Hubungan antara Pertumbuhan dan Kemiskinan
Dasar teori dari korelasi antara pertumbuhan dan kemiskinan tidak berbeda dengan kasus pertumbuhan dengan ketimpangan, seperti yang telah dibahas di atas.  Mengikuti hipotesis Kuznets, pada tahap awal proses pembangunan tingkat kemiskinan cenderung meningkat, dan saat mendekati tahap akhir pembangunan jumlah orang miskin berangsur berkurang.  Namun banyak factor lain selain pertumbuhan yang juga mempunyai pengaruh besar terhadap tingkat kemiskinan di suatu wilayah/Negara seperti struktur pendidikan tenaga kerja dan struktur ekonomi.


2.5 Beberapa Indikator Kesenjangan dan Kemiskinan

1. Indikator Kesenjangan
Ada sejumlah cara untuk mengukur  tingkat  kesenjangan dalam distribusi pendapatan yang dibagi ke dalam dua kelompok pendekatan, yakni axiomatic dan stochastic dominance. Yang sering digunakan dalam  literatur adalah dari kelompok pendekatan pertama dengan tiga alat ukur, yaitu the Generalized Entropy(GE), ukuran Atkinson, dan Koefisien Gini. Yang paling sering dipakai adalah koefisien gini.

2. Indikator Kemiskinan
Karena adanya perbedaan lokasi dan standar kebutuhan hidup batas garis kemiskinan yang digunakan setiap negara berbeda-beda. Badan Pusat Statistik (BPS) menggunakan batas miskin dari besarnya rupiah yang dibelanjakan per kapita sebulan untuk memenuhi kebutuhan minimum  makanan dan bukan makanan (BPS, 1994). Untuk kebutuhan minimum  makanan digunakan patokan 2.100 kalori per hari. Sedangkan  pengeluaran kebutuhan  minimum  bukan  makanan meliputi pengeluaran  untuk perumahan, sandang, serta aneka barang dan jasa.





BAB III

PENUTUP



3.1 KESIMPULAN


Masalah kemiskinan di Indonesia memang sangat rumit untuk dipecahkan. Tidak hanya di Indonesia saja sebenar nya yang mengalami jerat kemiskinan, tetapi banyak negara di dunia yang juga mengalami permasalahan ini.

Upaya penurunan tingkat kemiskinan sangat bergantung pada pelaksanaan dan pencapaian pembangunan di berbagai bidang. Oleh karena itu, agar pengurangan angka kemiskinan dapat tercapai,dibutuhkan koordinasi program-program pembangunan di berbagai sektor,terutama program yang menyumbang langsung penurunan kemiskinan.

Negara yang ingin membangun perekonomiannya harus mau meningkatkan standar hidup penduduk negaranya, yan gdiukur dengan kenaikan penghasilan riil per kapita. Indonesia sebagai negara berkembang memenuhi aspek standar kemiskinan diantaranya merupakan produsen barang primer,memiliki masalah tekanan penduduk,kurang optimalnya sumber daya alam yang diolah,produktivitas penduduk yang rendah  karena keterbelakangan pendidikan,kurangnya modal pembangunan,dan orientasi ekspor barang primer karena ketidakmampuan dalam mengolah barang-barang tersebut menjadi lebih berguna.

Oleh karena itu diperlukan juga kesadaran dari masyarakat indonesia untuk mendukung program pemerintah yang mana program tersebut akan membantu masyarakat indonesia mengurangi jumlah kemiskinan dinegara ini.




3.2 DAFTAR PUSTAKA


Sumber :

Buku MENGUKUR KEMISKINAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN (INDRA MAIPITA)

 http://id.wikipedia.org/wiki/Garis_kemiskinanhttps://saefakipratiwi.wordpress.com/2012/03/08/dampak-kemiskinan/

https://andinurhasanah.wordpress.com/2012/11/08/kemiskinan-dan-kesenjangan/

http://eviyantikezia.blogspot.co.id/2015/05/kemiskinan-dan-kesenjangan-konsep-dan.html

http://desylavinia.blogspot.co.id/2015/06/kemiskinan-dan-kesenjangan.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KOMPARASI PENCEGAHAN KORUPSI PADA NEGARA : SINGAPURA, MALAYSIA, THAILAND, KORSEL DAN INDONESIA